Kamis, 23 Februari 2012

Bahan Warna Batik Lasem

Warna menjadi salah satu penentu keindahan Batik Lasem. Warna merah darah ayam yang tersohor indah adalah warna asli Batik Lasem. Keindahan warna Batik Lasem pada intinya berasal dari dua jenis bahan pewarna, yakni
1.Bahan Warna Alami, yakni bahan warna dari tumbuhan asli. Tapi kini sulit dijumpai. Biasanya jika bahan warnanya alami, kinclongnya juga bisa bertahan berabad-abad.
2.Bahan Warna Kimiawi, yakni zat warna kimia. Ada berbagai kualitas zat warna kimiawi ini. Semakin bagus makin bagus pula warnannya. Setiap pembatik menggunakan zat warna yang berbeda-beda. Maka wajar pula, jika harga Batik Lasem juga berbeda, meski sama jumlah warnanya.

Jenis Kain Batik Lasem

Batik Lasem ada yang halus, ada pula yang kasar. Selain kualitas cantingan motifnya, tingkat kehalusan Batik Tulis Lasem dipengaruhi oleh kualitas bahan kain yang digunakan untuk membatik.
Ada banyak jenis kain yang bisa digunakan untuk membuat Batik Lasem. Namun yang biasa digunakan adalah kain mori atau katun putih dan sutera, karena keduanya memiliki daya serap lilin dan warna paling bagus dibanding jenis kain lainnya.
A. Mori/Katun. Kain katun/ mori juga ada banyak jenisnya. Ada yang halus, ada pula yang kasar. Berdasarkan tingkat kehalusannya, mori/katun sering dibedakan menjadi 4 tingkatan, yakni:
1. Katun Primissima.
Primissima adalah mori/katun yang paling halus. Katun Primissima memiliki kepadapatan benang untuk lungsi antara 105-125 per inci atau 42-50/cm. Katun ini juga paling sedikit mengandung kanji, sehingga saat dicuci kanji mudah hilang. Harga Katun Primissima paling tinggi diantara jenis kain katun lainnya. Harga batiknya tentu juga lebih tinggi dibanding batik yang berbahan baku katun bukan primissima.
2. Katun Prima
Mori/Katun Prima sudah layak untuk bahan membatik, namun sering digunakan untuk batik-batik kelas dua, karena tingkat kehalusan katunnya di bawah Primissima. Katun Prima memiliki kepadatan benang untuk lungsi antara 85-105 per inci. Kandugan kanjinya kurang dari 10%.Mori Biru. Pembatik jarang sekali menggunakan
3. Mori Biru.
Mori biru kainnya kurang halus, sebab memiliki kepadatan benang untuk lungsi antara 65-85 per inchi.
4. Mori Blaco
(Grey). Mori Blaco adalah jenis kain putih yang paling kasar jika untuk membatik. Mori Blaco memiliki kepadatan benang untuk lungsi antara 64-68 per inci…(Next… B.Sutera…)

Lilin Batik Lasem

Proses kreatif membuat Batik Lasem tidak bisa lepas dari lilin batik. Peran lilin batik sangat vital karena menentukan kesempurnaan motif Batik Tulis Lasem. Lilin batik berfungsi untuk menutup bagian kain/motif yang dibuat agar tidak terkena cairan pewarna saat proses pewarnaan Batik Lasem.
Untuk itu, dibutuhkan lilin batik yang berkualitas agar detail ornamen motif Batik Lasem tidak lepas dan kabur. Ada banyak jenis lilin yang bisa digunakan untuk membuat lilin batik, diantaranya:
1.Malam / Lilin Tawon. Malam adalah lilin berwarna kuning suram yang mudah meleleh di suhu 59 derajat celcius. Lilin ini juga mudah melekat pada kain, serta memiliki ketahanan lama dan tidak berubah karena perubahan iklim. Meski demikian, Malam mudah lepas saat di-lorod. Malam biasanya dipakai untuk campuran lilin klowong.
2.Gondorukem. Gondorukem berasal dari getah pohon pinus yang disuling dan dipisahkan terpentin dan airnya. Gondorukem bersifat sangat mudah menembus kain dan titik lelehnya 80 deraja celcius. Saat kering sangat keras dan mudah patah. Gondorukem digunakan untuk campuran lilin batik agar menjadi cukup keras dan tidak cepat membeku, sehingga bentuk lilin pada motif Batik Lasem menjadi baik dan bekasnya bersih.
3.Damar (Damar Mata Kucing). Damar berasal dari sadapan pohon Shorea Spec (pohon damar). Damar sulit meleleh, cepat membeku, dan tahan terhadap larutan alkali. Damar digunakan untuk mencapur lilin batik untuk memperjelas bekas atau garis dan memperkuat melekat di kain.
4.Parafin. Parafin yang berwarna putih bersih atau kuning muda ini bersifat memiliki daya tidak tembus bawah, mudah cair, cepat membeku, mudah melekat tapi mudah lepas. Titik lelehnya 60 derajat celcius. Tahan terhadap lurutan alkali tetapi tidak tahan lama. Parafin digunakan sebagai campuran lilin batik agar menjadi jenis lilin yang memiliki daya tidak tembus bawah yang optimal, dan mudah lepas saat dilorod. Parafin sering digunakan juga sebagai bahan pengisi karena harganya relative murah dibanding lilin lain. Parafin cocok untuk campuran lilin pada udara basah dan musim penghujan. Biasanya dipakai untuk campuran lilin batik klowong dan tembokan, khususnya untuk Batik Lasem kasar.
5.Mikrowax. Mikrowax adalah lilin parafin yang bersifat halus, berwarna kuning muda. Kondisinya lemas seperti lilin kote (malam). Titik lelehnya 70 derajat celcius. Sulit mencair. Mudah lepas dalam rendaman air. Sulit menembus kain. Tahan terhadap larutan alkali. Mikrowax biasa digunakan sebagai campuran lilin batik sebagai lilin klowong dan lilin tembok untuk Batik Lasem berkualitas halus.
6.Kandal (Vet). Vet merupakan lemak binatang yang diambil dari daging sapi atau kerbau. Vet berwarna putih. Sifatnya mudah mencair titik lelehnya 50 derajat celcius. Vet digunakan sebagai campuran yang jumlahnya kecil dan berguna untuk menurunkan titik leleh agar lilin batik menjadi lemas dan mudah dilorod.a

Canting Batik Lasem

Canting menjadi salah satu penentu keindahan Batik Lasem atau Lasem Batik Art (LBA). Berkat canting, goresan, garis-garis, titik-titik menjelma menjadi motif-motif Batik Tulis Lasem yang indah.
Membatik harus menggunakan canting, karena alat ini berfungsi untuk menempelkan malam (lilin) pada kain. Canting terbuat dari tembaga tipis yang tebalnya kurang dari 0,5 mm.
Bentuknya dibuat agar mudah untuk mengambil dan menuangkan lilin panas. Bentuk mulut canting dibuat lonjong yang lebih sempit dari badannya. Lubang ujung canting berdiameter antara ¼ mm hingga 3 mm.
Canting Batik Lasem
Canting Batik Lasem
Berdasarkan kegunaannya ada beberap jenis canting, diantaranya:
1. Canting Klowong. Canting Klowong lubang ujungnya berdiameter 1 mm hingga 2 mm. Canting ini digunakan untuk membantik klowongan atau membantik yang tipis menggunakan lilin klowong.
2. Canting Tembokan. Canting Tembokan lubang ujungnya berdiameter 1 mm hingga 3 mm. Canting ini digunakan untuk membatik tembokan atau memperkuat lilin pada kain agar tidak mudah lepas oleh larutan asam. Namun untuk menembok permukaan yang luas sering digunakan kuas atau jegul.
3. Canting Cecek (Sawut). Canting Cecek atau Sawut ujungnya berdiameter ¼ mm hingga 1 mm. Canting digunakan untuk membuat titik/cecek dan garis-garis yang halus. Canting ini disebut canting cecek karena digunakan untuk membuat titik titik yang di dalam istilah batik disebut cecek. Canting ini disebut juga canting sawut karena digunakan untuk membuat garis-garis halus yang dalam istilah batik disebut sawutan atau sawut.
4. Canting Ceret. Canthing Ceret ujungnya berdiamter sekitar 1mm, digunakan untuk membuat garis ganda yang dikerjakan sekali jalan. Canting ini memiliki paruh ganda yang berjajar dua hingga empat menurut garis yang akan dibuat. Namun akhirnya, kunci dari nilai keindahan seni batik tetap pada sense of art pembatiknya. Semakin ahli mereka menggunakan canting, semakin indah pula motif batik yang tercipta.

Alat Membuat Batik Lasem

Membuat Batik Tulis Lasem pasti membutuhkan alat. Minimal empat alat berikut ini harus ada, sebab keberadaanya sangat vital dalam aktivitas membuat Batik Tulis Lasem.
Keempat alat membatik tulis Lasem adalah
1.Wajan.
Wajan terbuat dari besi cor dan tebal. Wajan ini sebagai wadah saat mendidihkan malam/lilin agar selalu dalam kondisi cair.
2.Kompor.
Kompor cocok untuk perapian/memanas malam/lilin , panasnya bisa diatur dengan dengan mudah sesuai kebutuhan.
3.Gawangan.
Alat untuk meletakan kain yang sedang dibatik.
4.Canting.
Canting berfungsi untuk menempelkan malam/lilin pada kain. Canting terbuat dari tembaga tipis yang tebalnya kurang dari 0,5 mm. Bentuknya dibuat sedemkian rupa sehingga mudah untuk mengambil dan menuangkan malam/lilin panas. Bentuk mulut canting dibuat lonjong yang lebih sempit dari bandannya. Lobang ujung canting berdiameter antara o,25mm hingga 3mm.

Cara Buat Batik Lasem

Pembuatan Batik Tulis Lasem prosesnya hampir sama dengan pembuatan batik tulis di daerah lain. Misalnya, untuk menghasilkan Batik Tulis Lasem Tiga Negeri, yakni Batik Tulis Lasem yang berwarna dominan: merah, biru, dan soga/coklat, berikut langkah-langkahnya:
1. Di ketel 7 hari.
2. Di komplongi, yakni dipukuli dengan menggunakan alat pemukul dari kayu.
Tahap no.1-2 adalah tahap untuk mempersiapkan kain agar hasil pembantikan lebih maksimal warnanya. Kami tetap melakukan tahap persiapan kain ini, meski sekarang banyak pembatik yang tidak melakukannya lagi karena alasan efisiensi waktu dan biaya.
3. Di pola
4.Di lengrengi.
5. Diberi isen-isen.
6. Di terusi.
7. Di tembok I dengan cairan lilin/wax (malam) untuk kelak berwarna putih.
8. Di wedel dengan warna biru muda .
9. Di celup warna merah .
10. Di tembok II pada warna merah .
11. Di celup dengan warna coklat/soga (nyoga).
12. Di tembok III pada warna coklat/soga.
13. Dicelup dengan warna biru (mbironi).
14. Di lorot, yakni direbus dengan air mendidih untuk menghilangkan lilin penutup.
15. Dicuci.
16. Dijemur.
17. Di kemplongi, yakni dipukuli dengan pemukul dari kayu.
18. Dikemas.
19. Dijual/pakai sendiri.
Produk akhir Batik Tulis Lasem menjadi bahan pakaian penting sehari-hari, kain panjang, sarung, selendang, tokwi, dll.

Nama Batik Lasem Berdasarkan Warna

Warna acap menjadi identitas batik. Batik Lasem pun sering diberi nama berdasarkan warna. Setidaknya ada enam nama popular yang mengaitkan dominasi dan kombinasi warna dengan identitas Batik Lasem.
Batik Lasem Empat Negeri
yakni Batik Lasem yang memiliki minimal 4 warna, khususnya kombinasi Merah + Biru/Hijau + Soga/Coklat + Ungu (violet).
Batik Lasem Tiga Negeri
yakni Batik Lasem yang memiliki 3 warna, khususnya kombinasi warna Merah + Biru/Hijau + Soga/Coklat.
Batik Lasem Esthe
yakni Batik Lasem berwarna kombinasi Biru/Hijau + Soga/Coklat.
Batik Lasem Biron
yakni Batik Lasem berwarna kombinasi dominan biru.
Batik Lasem Bang Bangan
yakni Batik Lasem berwarna dominan merah.
Batik Lasem Bang Biron
yakni Batik Lasem berwarna dominan merah dan biru.

Motif Batik Lasem dan Warnanya

Motif Batik Lasem secara umum hanya ada dua motif, yakni motif Cina dan non Cina.
Batik Lasem Motif Non Cina, yakni Batik Tulis Lasem yang motif-motifnya tidak dipengaruhi oleh budaya Cina. Motif Batik Lasem ini didominasi motif batik Jawa, diantaranya: Sekar Jagad, Kendoro Kendiri, Grinsing, Kricak/Watu Pecah, Pasiran, Lunglungan, Gunung Ringgit, Pring-pringan, Pasiran Kawung, Kawung Mlathi, Endok Walang, Bledak Mataraman, Bledak Cabe, Kawung Babagan, Parang Rusak, Parang Tritis, Latohan, Ukel, Alge, Ceplok Piring, Ceplok Benik, Sekar Srengsengan, Kembang Kamboja, dan Sido Mukti.
Batik Lasem Motif Cina, yakni Batik Tulis Lasem yang motifnya dipengaruhi budaya China, bahkan unsur orientalnya sangat kental dan dominatif, diantaranya:
1.Motif Fauna Cina plus non Cina.
Contoh motif fauna Cina : motif burung hong (phoenix) yang dikenal sebagai Lok Can, naga (liong), kilin, ayam hutan, ikan emas, kijang, kelelawar, kupu-kupu, kura-kura, ular, udang, kepeting, dsb. Motif fauna Cina ini berkolaborasi dengan motif batik Jawa, seperti parang, udan riris, kawung, kendoro kendiri, sekar jagad, anggur-angguran, dsb.
2.Motif Flora Cina plus motif non Cina
Motif flora Cina misalnya bunga seruni (chrysanthemum), peoni, magnolia, sakura (cherry blossom), bamboo, dsb. Motif flora Cina ini juga sering bersimbiosis mutualisme dengan motif batik Jawa.
3.Motif lain bergaya Cina selain flora dan fauna plus motif batik non Cina.
Contoh motif lain( non flora fauna Cina) adalah kipas, banji, delapan dewa (pat sian), dewa bulan, koin uang (uang kepeng).
4. Motif kombinasi Cina plus motif batik non Cina
Maksud kombinasi motif disini adalah dalam satu Batik Lasem keeleganan motif fauna dan flora Cina berbaur dengan keindahan motif-motif batik Jawa.
Adanya keempat jenis kategori motif Batik Lasem tersebut, memberikan kebebasan kepada para pembatik Lasem dalam berkreasi. Mereka tidak terpaku pada pola motif baku (pakem). Yang terpenting, improvisasi dan kreativitas pembatik Lasem selalu tertantang untuk membuat batik yang bermotif unik dan khas, sehingga bernilai artistik estetik yang tinggi.
Motif Laseman
Kesemua jenis motif tersebut, motif non Cina dan Cina, disebut motif Laseman. Selama ini motif Cina-lah yang dikenal sebagai motif Laseman. Namun berdasarkan pertimbangan sosiologis historis berupa interaksi budaya lintas Cina Jawa di Lasem, diusulkan motif non Cina juga dapat dipromosikan bersama motif Cina yang sudah ada sebagai motif Batik Laseman.
Motif Laseman memiliki pengaruh sangat kuat pada batik Indramayu, Jambi, Palembang, pekalongan, Solo,dan Yogyakarta. Seperti halnya pengaruh motif batik dari berbagai daerah tersebut dalam perkembangan dinamika motif dalam batik Lasem. Sebagai contoh, konon seni batik Indramayu diperkenalkan oleh para pengrajin batik dari Lasem.