Batik adalah kain bercorak. Definisi ini mendominasi persepsi masyarakat tentang batik. Setiap kain bercorak selalu bermakna batik. Persepsi ini tentu saja selalu memicu polemik, karena ada yang kukuh berpendapat, bahwa tidak setiap kain bercorak bisa disebut batik.
Lalu, apa sebenarnya definisi batik? Istilah batik berasal dari rangkaian dua kata bahasa Jawa yaitu amba dan tik. Amba berarti menulis. Tik berarti titik. Dari rangkaian dua kata Jawa tersebut, ada yang memaknai Batik sebagai ngembat titik atau rambating titik, yang berarti rangkaian titik-titik. Batik berarti menitikan malam dengan canting sehingga membentuk corak yang terdiri atas susunan titik dan garis.
Puspa LBA 18: Batik Tulis Lasem Sekar Esthe.
Lebih teknis lagi, batik merupakan hasil peng- gambaran corak di atas kain dengan menggunakan canting sebagai alat gambar dan malam sebagai zat perintang.
Berarti Teknik Batik merupakan penerapan corak di atas kain melalui proses celup rintang warna dengan malam sebagai medium perintangnya.
Konvensi Batik Internasional di Yogyakarta pada tahun 1997 menyepakati, definisi batik secara umum adalah proses penulisan gambar atau ragam hias pada media apapun dengan menggunakan lilin batik (wax) sebagai alat perintang warna. Bilamana prosesnya tanpa menggunakan lilin batik maka tidak bisa dinamakan batik, dan dikatakan tekstil bermotif batik.
Namun yang pasti, Batik berkaitan erat dengan pekerjaan halus, lembut, dan kecil serta mengandung unsur keindahan. Jadi, Batik adalah karya seni lukis yang ditorehkan pada kain mori dan sejenisnya, dengan mengunakan canting dan malam atau lilin sebagai alat lukisnya dan sekaligus berfungsi untuk penghalang motif dan warna yang diinginkan.